Thursday, October 13, 2016

TEORI KONSELING HUMANISTIK

Nama :  Winie Clarisza
NPM   :  15110108

TEORI KONSELING HUMANISTIK

1.      Pengertian Humanistik
Dari segi bahasa humanisme artinya kemanusiaan, sedangkan menurut Istilah berarti suatu paham mengenai kemanusiaan yang hakiki. Jelasnya, humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya. Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya. Psikologi humanistik lahir sebagai revolusi ketiga atau dikatakan sebagai mazhab ketiga psikologi yakni  reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi.

Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisa Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri. Kekuatan psikologi yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan.

Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Psikologi humanistik melengkapi aspek-aspek dasar dari aliran psikoanalisis dan behaviorisme dengan memasukan aspek positif yang menentukan seperti cinta, kreativitas, nilai makna dan pertumbuhan pribadi. Psikologi Humanistik banyak mengambil penganut Psikoanalisis Neofreudian. Asumsi dasar aliran ini yang membedakan dengan aliran lain adalah perhatian pada makna kehidupan bahwa manusia bukanlah sekedar pelakon tetapi pencari makna kehidupan. Selanjutnya konsep yang menjadikan teori aliran psikologi humanistik tiada duanya adalah konsep dari tokoh aliran ini yaitu Abraham Maslow yang menyatakan “studi tentang orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya mutlak menjadi fondasi bagi sebuah ilmu psokologis yang lebih semesta( Frank Goble,1993,34 ).

2.      Hakekat Manusia dari Segi Psikologi Humanistik
Dipandang dari segi Psikologis Humanistik, Carl Rogers berpendapat bahwa : manusia itu pada dasarnya memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang positif. Manusia itu rasional, oleh karena itu dalam berbagai hal ia dapat menentukan nasibnya sendiri. Ini berarti bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan, mengatur, dan mengontrol dirinya sendiri apabila diberikan kesempatan untuk berkembang. Dunia manusia adalah dunia kemungkinan (a process of becoming), dan ini berjalan terus menerus tidak pernah selesai. Jadi manusia itu sendirilah menggerakkan dirinya kearah mana yang diinginkan.

Kaum behavioristik menganggap bahwa manuisa sepenuhnya adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Jadi tingkah laku manusia ditentukan oleh pengaruh lingkungan, sedangkan manusia itu sendiri adalah pasif. Pandangan behavioristik sering dikritik sebagai pandangan yang merendahkan derajat manusia karena pandangan ini mengingkari adanya ciri-ciri yang amat penting yang ada pada manusia dan tidak ada pada binatang seperti kemampuan memilih, menetapkan tujuan, mencipta, dsb, yang kesemuanya itu merupakan aktifitas manusia dalam mencapai aktualisasi diri.

Pendekatan humanistik menyatakan bahwa diri terdiri dari konsep-konsep unik untuk diri kita sendiri komponen. Konsep- konsep tersebut antara lain :
a)      Cukup layak (atau harga diri) yaitu apa yang kita pikirkan tentang diri kita. Rogers percaya perasaan harga diri yang dikembangkan pada anak usia dini dan terbentuk dari interaksi anak dengan ibu dan ayah.
b)      Citra diri yaitu bagaimana kita melihat diri kita, yang penting untuk kesehatan psikologis yang baik. Citra diri termasuk pengaruh gambar tubuh kita pada kepribadian batin. Pada tingkat sederhana, kita mungkin menganggap diri sebagai orang baik atau buruk, indah atau jelek. Citra diri memiliki mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir merasa dan berperilaku di dunia.
c)      Ideal diri yaitu ingin menjadi seperti apa diri kita. Ini terdiri dari tujuan kita, ambisi dalam hidup, dan dinamis - yaitu selamanya berubah. Yang ideal diri pada anak bukanlah diri ideal di usia remaja kita atau akhir usia dua puluhan dll

3.      Teknik-Teknik Konseling Humanistik
Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi:
(1) acceptance (penerimaan);
(2) respect (rasa hormat);
(3) understanding (pemahaman);
(4) reassurance (menentramkan hati);
(5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas; dan
(6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).


Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4) mewujudkan dirinya.

********


Nama              : Muhammad Abdul Azis
NPM               : 15110062
Kelas                : BK 3 A

1.      Pengertian Pendekatan Humanistik
Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dalam artikel pendidikan.
Secara singkatnya, pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

2.      Bagaimana Pendekatan Humanistik memandang manusia/hakikat manusia dalam pandangan Humanistik
Jika teori psikoanalisa dan behaviourisme kurang menghargai manusia, karena dalam psikoanalisa, manusia dipandang hanya melayani keinginan bawah sadarnya, behaviourisme memandang manusia yang takluk kepada lingkungan, maka Psikologi humanistik memandang manusia sebagai eksistensi yang positif dan menentukan. Manusia dipandang sebagai makhluk yang unik yang memiliki cinta, kreativitas, nilai, dan makna serta pertumbuhan pribadi.

Pusat perhatian teori humanistik, adalah pada makna kehidupan, dan masalah ini dalam psikologi humanistik disebut sebagai Homo Ludens, yaitu manusia yang mengerti makna kehidupan.
Menurut Teori Psikologi humanistik ini, setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi (unik), dan kehidupannya berpusat pada dirinya itu. Perilaku manusia bukan dikendalikan oleh keinginan bawah sadarnya (seperti teori psikoanalisa), bukan pula tunduk pada lingkungannya (seperti teori behaviourisme), tetapi berpusat pada konsep diri, yaitu pandangan atau persepsi orang terhadap dirinya yang bisa berubah-ubah dan fleksibel sesuai dengan pengalamannya dengan orang lain. Seorang penjahat yang merasa hebat karena berani nekad dalam perbuatan jahatnya misalnya, karena pengalamannya dengan jagoan lain yang lebih hebat tetapi baik perilakunya, dapat saja ia menemukan makna kehidupan, dan kemudian memiliki konsep diri bahwa ia pasti dapat mengubah dirinya menjadi orang baik.


3.      Teknik-Teknik Konseling Humanistik
Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi:
(1) acceptance (penerimaan);
(2) respect (rasa hormat);
(3) understanding (pemahaman);
(4) reassurance (menentramkan hati);
(5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas; dan
(6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).
Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4) mewujudkan dirinya.

******

Nama              : Ari Yuwarsa Saputra
NPM               : 15110009
Kelas                : BK 3 A


1.      Definisi Pendekatan Humanistik
Pendekatan Humanistik dalam Konseling Istilah humanistik dalam hubungannyadengan konseling, memfokuskan padapotensi individu untuk secara aktif memilihdan membuat keputusan tentang hal-halyang berkaitan dengan dirinya sendiri danlingkungannya.( http://Sugiharto,.M.Pd.Pendekatan-Pendekatan.Konseling.com)
Pendekatan eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada suatu pemahaman atas manusia, bahwa manusia tidak bisa melarika diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan. Perasaan  ini berusaha membantu pikiran dan perasaan individu bagaimana menghayati dan meratapi hidup di dunia ini, kemudian individu sadar atas kemampuannya dalam mengatur, menentukan arah hidupnya sendiri secara bebas dan bertanggung jawab. Sehingga individu akan menjadi dirinya sendiri dan mengalami kesadarannya secara otentik (yohana, 2016: 64-65).
2.      Bagaimana Pendekatan Psikoanalisis Memandang “Manusia”?
Humanisme<< Humanisme lebih melihat pada sisiperkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitubagaimana manusia membangun dirinyauntuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yangdisebut sebagai potensi manusia. KONSELING HUMANISTIK• Pribadi Sehat Pribadi sehat menurut pendekatan ini adalah apabila individu bisa menerima diri apa adanya.• Pribadi Tidak Sehat Gangguan jiwa disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak dapat mengembangkan potensinya. Dengan perkataan lain, pengalamannya tertekan .
Pengenalan latar belakang klien, diperlukan oleh konselor.  Menghargai keadaan dan kemampuan klien, adalah hal yg paling menentukan dlm hubungan konseling  Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap, keluhan dan perilaku individu tanpa memberi sanggahan.  Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problem.  Adanya hubungan akrab antara konselor - klien. Membuat klien menjadi adequateq Mengembangkan potensi dan emosi positif klien, Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.q Merangsang kepekaan emosi klien, Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannyaq, Membina hubungan baik (good rapport), Kunci Penting dalam Pendekatan Humanistik ( http://Sugiharto,.M.Pd.Pendekatan-Pendekatan.Konseling.com)

3.      Teknik-teknik Pendekatan Humanistik
Ø  Teknik-teknik Konselor Empathy Kemampuan konselor untuk merasakan bersama dengan klien dan menyampaikan pemahaman ini kembali kepada mereka.
Ø   Positive regard (acceptance) Disebut juga genuine caring yang mendalam untuk klien sebagai pribadi – sangat menghargai klien karena keberadaannya.
Ø   Congruence genuineness Kondisi transparan / apa adanya dalam hubungan terapeutik.mewujudkan dirinya. mengarahkan diri. mengambil keputusan yang tepat memahami dan menerima diri, dan lingkungan dengan baiüdiharapkan, klien dapat..
Teknik-teknik Konseling Humanistik Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkandalam pendekatan ini yaitu teknik client centeredcounseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers.(1) acceptance (penerimaan)(2) respect (rasa hormat)(3) understanding (pemahaman)(4)reassurance (menentramkan hati)(5) encouragement (memberi dorongan)(6) limited questioning (pertanyaan terbatas)(7) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).
Client centre or Person center Berpusat pada Klien
Ø  Client centre or Person center unconditional positive regard and emphaty Metode penanaman pemahaman masalahklien sendiri sehingga dirinya dapat menerimadirinya sepenuhnya dan menjadi seorangan yang adequate. Untuk mencapai itu konselor hanya menerimaapa yang diucapkan oleh klien dan merespondengan sikap positif dan ekspesif atau emphatik,dan memberikan penghargaan tak bersarat padaklien. Maka, jelas pada pendekatan ini yang lebihaktif adalah klien. Karena konselor hanya sebagaicermin, tempatnya merefleksikan dan melihatproyeksi diri. Kapasitas klien yang terbesar untuk menyelesaikan masalah dilepaskan karena dia bebas dari kecemasan dan keraguan yang menghalangi potensinya selama ini.w Terapis menampilkan suatu sikap dalam hubungan yang dicirikan dengan kondisi- kondisi pokok. Terapis dan klien membangun kontrak konseling yang bersifat mutual (saling). Proses terapi dan konseling dalam pendekatan client-centered pada dasarnya adalah sebagai berikut:
Ø  Implisit dalam client centered counselingI Implisit dalam client centered counseling adalah pandangan bahwa orang pada dasarnya baik. Karakteristik manusia adalah positive, forward moving, constructive, realistic, and trusworthy. Setiap pribadi adalah orang yang sadar, terarah dari dalam, dan bergerak ke arah aktualisasi diri, sejak dari bayi. Untuk munculnya self yang sehat, orang memerlukan positive regard love, warmth care, dan acceptance.
Ø  Peran Konselor  Bersifat HOLISTIK  Berakar pada cara mereka berada dan sikap-sikap mereka, tidak pada teknik- teknik yang dirancang agar mereka melakukan sesuatu. Konselor harus menyadari bahasa verbal dan non verbal klien dan merefleksikannya kembali.  Konselor hanya menjadi fasilitator.




No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...